Friday, June 23, 2006
Nasib rumput di lereng merapi…
Sama seperti halnya akar yang sering kita lupakan
Yang terjadi hanya memandang indah warna daun pohonnya
Atau menikmati harum baunya bunga yang sedang bermekaran cantik…
Tapi jarang orang yang memikirkan tentang akar yang bersembunyi di balik tanah
Yang sebetulnya membuat pohon dan tanaman itu kita nikmati…


Begitu sama nasibnya dengan rumput…. Yang ini rumput di lereng merapi. Rumput yang tidak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya, yang membuat wilayah itu berselimut hijau daun, di selingi sapi atau hewan ternak peliharaan lainnya yang gemuk dan menambah lebih terciptanya pesona suasana desa. Namun kini, rumput yang sudah tersiram hawa dan debu panas menjadikannya layu, kering dan akhirnya mati. Rumput yang oleh kebanyakan masyarakat yang ada di merapi merupakan salah satunya anugrah alam yang sangat dimanfaatkan betul oleh mereka, untuk makanan ternak yang sudah menjadi aset dan investasi mereka. Seonggok rumput sama harganya dengan masa depan mereka.

Ketika terjadi musibah merapi yang sering batuk-batuk dan merejan, semua masyarakat di seluruh nusantara prihatin. Sampai-sampai bapak SBY pun ikut berpartisipasi buka tenda di sekitar pengungsian. Luapan rasa simpati itu menggelontorkan banyak sumbangan untuk mereka dari orang-orang yang peduli, ada yang mengirimkan berupa makanan, pakaian, uang dan masih banyak lagi yang lain.

Sosok wanita dewasa, Ria Basoeki, yang sangat peduli dengan banyaknya musibah yang menimpa saudara-saudara kita, membuat saya tersadar ternyata sumbangan itu bisa berbagai bentuk. Dengan kemampuan seorang Ria, ketika terjadi tragedi Aceh, dia lantas membuka posko di rumahnya dengan mengorbankan garasi tempat menampung berbagai bentuk sumbangan. Beserta kedua anaknya dan suami yang sangat mendukungnya, kegiatan amal yang dilakukannya dari hati seakan menjadikan hidup mereka merasa lebih berarti. Dan terbukti kedua anaknya mengikuti jejak sang Bunda menjadi relawan, malah si sulung bekerja di salah satu NGO di New Zealand…, selamatnya Dinka! Saya yakin ini semua karena kalian bangga dengan Mamamu!

Yang Ria dan seorang sahabat karibnya, Endah Palupi, lakukan untuk masyarakat di sekitar merapi sekarang, yaitu dengan mengumpulkan dana yang kemudian dibelikan rumput dan dibawa langsung menggunakan truk via Relawan Merapi Posko Petani. Sangat bentuk upaya yang tidak pernah terlintas dalam benak saya. Rumput yang didistrusikan oleh relawan dengan cara mengangkut rumput tersebut ke desa setiap hari dengan cara bergiliran.

Sungguh, dalam hati kecil saya berdoa, semoga apa yang mereka lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati dapat memberikan secercah harapan untuk terus bertahan hidup bagi masyarakat petani, pengungsi merapi….
 
posted by Giel at 10:45 PM | Permalink | 0 comments
Wednesday, June 21, 2006
Today's Greetings
What's the earth
with all its art,
verse, music worth
compare with LOVE?

by Robert Browning

No matter what
complicates our lives,
one thing is pure and simple...
just say... I LOVE U with hearth and soul....
 
posted by Giel at 8:14 AM | Permalink | 1 comments
Monday, June 19, 2006
Bandung, rubbish van Java
Sayang, saya melewati masa heboh kemarin... ingin sebetulnya saya melihat tumpukan sampah yang menjadi issue nasional, karena Sang SBY menawarkan untuk turun tangan dalam proses penyelesaiannya... aih malu dong ya! Tapi, apa masa iya, tumpukan sampah itu dibiarkan menggunung sampai siagil datang mengunjungi.. wakakakkk siapa saya ya?

Waktu pulang ke Bandung kemarin, sepanjang perjalanan ketika memasuki kota, saya melihat dengan liar mencari tumpukan sampah... leher diputar ke kanan kekiri, takut view yang katanya sangat 'mengagumkan" terlewatkan... Kamera sudah saya genggam, siap untuk mengambil gambar. Sayang (eh, sayang atau enggak ya....?), saya tidak melihat tumpukan indah itu... rasanya kembali ke normal... ada sih tumpukan-tumpukan sampah kecil, tapi itu memang sudah menjadi porsinya... he he he

Begitupun, keesokan harinya, saya menyusuri jalan Suci, pasar terlewatkan... tumpukan masih normal.. menurut kakak saya, kemarin itu tumpukan mencapai 3 kali nya tumpukan yang sekarang.. alamak... fungsi pasar sudah beralih menjadi TPA. Ugh, benci saya! Terbayang, bagaimana sesaknya paru-paru mereka yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Amat sangat mengganggu keberlangsungan hidup manusia yang memerlukan ketenteraman lahir dan batin...ya, bagaimana tidak, apa mereka masih memiliki nafsu makan dan atau bisa bermesraan selama masih mencium bau busuk yang menyambangi hidung mereka? hemmmm bisa paham apa jawabannya kan?

Pak Walikota, Pak Gubernur atau siapa aja deh yang merasa konsern dengan masalah ini, tolong jangan ulang lagi ya kasus memalukan ini. Rasanya di Bandung cukup sesak dengan orang-orang pintar, jenius, dan masih cinta Bandung untuk ikut berpartisipasi melontarkan ide terbaik guna menjadikan Bandung lebih indah dan segar.

Jangan sampai terdengar lagi, kemarin dulu, saya tanya ke teman saya yang akan berlibur di Bandung... saya tanya, mau belanja ya? tapi apa jawabannya? iya sih, sekalian mau lihat tumpukan sampah yang bikin Bandung bukan sebagai Paris Van Java tapi menjadi Rubbish van Java!!
 
posted by Giel at 8:43 PM | Permalink | 0 comments
Fenomena baru yang teralami....
Ada fenomena baru yang terjadi dalam hidup saya tadi malam. Sungguh aneh, karena mimpi saya menjadi kenyataan di esok harinya. Waduh, apa ini merupakan tanda-tandanya saya punya kelainan ya?

Malam senin kemarin saya ingin cek email, setelah dua hari selama week end tidak sempat tertengok. Seperti biasa, ketika connect dengan internet, sapaan datang di ruangan chat saya. Salah satunya teman baik saya yang menetap di amrik. Saya cek email sambil ber chat ria…

Karena lelah, saya baru pulang berlibur dari Bandung, saya pamit sign out, tidak lama saya tertidur dan berharap bermimpi indah… namun, saya bermimpi sedang chat lagi… lagi-lagi dengan teman saya ini.. he he he… begitu jelas saya sedang mengetik kalimat ini dan itu…. Terlihat di mimpi itu, saya mendapatkan dua incoming email, terlihat pula oleh saya di mimpi itu siapa pengirimnya….

Saya terbangun di keesokan paginya, seperti biasanya bergegas mandi dan siap-siap pergi. Saya sudah melupakan yang namanya mimpi saya semalam….

Di kantor, saya buka PC yang langsung terkoneksi dengan internet… lagi-lagi, YM saya tersapa oleh teman saya yang tadi malam chat dengan saya secara real dan dalam mimpi… weleh-weleh.. apa dunia gak ada manusia lain yak?! He he he… berhubung, teman baru saya ini mengasikan diajak diskusi terutama karena dia akan melakukan survey di negara kita tercinta dalam waktu dekat sehingga chat berlangsung cukup lama. Tapi begitu kagetnya saya, di akhir-akhir waktunya, komunikasi kita begitu amat mirip dengan yang saya mimpikan semalam… belum redanya rasa heran saya, muncul di icon YM kalau saya menerima email, terlihat jelas pengirimnya sama dengan saya mimpikan… begitu juga incoming email yang kedua…

Merinding tadi sekujur tubuh saya… ada rasa takut dan heran… kok bisa sama persis dengan mimpiku semalam ya? Apa pernah pengalaman serupa terjadi di hidup anda semua?
 
posted by Giel at 8:38 PM | Permalink | 1 comments
Tuesday, June 13, 2006
Rasaku hari ini...
Entah apa yang saya rasakan detik ini, malam yang digantungi oleh indahnya bulan purnama, namun tidak terlalu membawa kenyamanan dan keindahan hidup yang saya alami hari ini.

Semua rasa singgah di hati saya hari ini. Diawali dengan menjadi saksi hidup pertengkaran hebat dua rekan kerja di kantor, dan sialnya kejadian ini telah saya alami dua kali, dan melibatkan satu orang itu yang selalu mencoba menerapkan arti disiplin yang dilihat dari kacamatanya sendiri, tanpa melihat bagaimana harusnya bertutur kata dan berpolah. Jujur, saya dan rekan-rekan lainnyapun pernah menjadi ‘korban’nya. Semua orang mencoba untuk mengerti dia, selalu diawali dengan kalimat’dia memang begitu dan kita harus mengerti’, namun sampai kapan dia akan mengerti apa yang kita-kita rasakan. Sayang, tidak ada seorangpun yang mencoba untuk menyadarkan kekeliruannya. Saya mencoba untuk tidak peduli dengan semuanya, namun hati nurani saya akhirnya runtuh dan berontak, bahwa ini harus segera dicarikan solusinya agar terciptanya lingkungan kerja yang kondusif. Ada saran?

Marah termasuk diantara daftar yang menjadi hak semua manusia. Kalau menurut bos saya, bahwa marah itu ada yang negatif dan ada yang positif. Semua akan bercampur aduk jika kita tidak mempunyai control jiwa dan emosi yang baik. Rasanya memang teramat sukar untuk menempatkan mana marah negatif dan mana marah positif ketika semua hanya ingin membela dirinya sendiri. Luapan emosi yang sedemikian besar menguras energi, tidak akan pernah dapat melihat itu semua, yang ada hanya ingin melepaskan beban. Padahal, belum tentu ketika rasa marah itu diejawantahkan, lantas hati kita akan berjalan normal dan ringan. Bisa saja malah akan lebih menjadi beban baru dan akan lebih menyakiti diri kita sendiri, apalagi jika sudah bercampur dengan rasa dendam yang melekat.

Kemelekatan yang menurut guru meditasi saya yang dapat menyebabkan penyakit bersarang di tubuh dan jiwa kita dengan sempurna. Lantas apa yang dapat kita lakukan? Tanya seorang teman saya waktu itu, dijawab oleh beliau bahwa untuk menghindari dan melupakan itu bukan cara terbaik, tetapi dengan cara menerima dengan segala kerendahan hati ‘narimo ing pandum’ bahasa jawanya. Memang perlu waktu, kesadaran penuh dan respek dengan apa yang akan kita lakukan, tanpa mengindahkan apa balasan yang akan kita dapatkan, sudah selayaknya saja… begitu katanya… atau dengan konsep ‘now and here’ dan berpikir positif bisa menjadi langkah awal membuahkan suasana harmoni dan tenteram.

Nah, apakah pertengkaran dan rasa amarah yang meluap dari rekan saya tadi bisa dipecahkan dengan konsep begini ya?
 
posted by Giel at 11:25 PM | Permalink | 0 comments
Monday, June 12, 2006
ada apa dengan bloggerku?
Sedih deh... dan bingung, hasilkerja saya selama week end ini tidak bisa terposting... kenapa ya?
 
posted by Giel at 6:53 AM | Permalink | 0 comments
Banda Aceh...., saya kembali dan ingin kembali
Walaupun hanya dua hari saya berkesempatan kembali mengunjungi kota yang mulai saya sukai, dan dipenuhi oleh jadwal bertemu dengan pihak-pihak terkait dengan proyek yang akan kami kerjakan di Aceh, tidak membuat hati saya gusar…. Biarpun hanya beberapa saat saja, saya masih ingin kembali mengunjungi kota itu….

Pergi dari rumah pukul empat pagi di hari kamis tanggal 8 Juni , bukan halangan.. masih ngantuk sih, tapi karena so exciting, saya simpan kekesalan bangun di pagi buta….Penerbangan langsung dari Jakarta ke kota banda selama 2 jam 50 menit, cukuplah untuk mengganti waktu tidur saya… betul saja, di udara, saya nyaris selalu tertidur pulas…. Karena cuaca yang sangat cerah, guncangan nyaris sedikit terjadi dan pesawat mulus mendarat di lapangan udara dengan apik.

Ketika waktu shalat dhuhur, saya sempatkan untuk menginjakan kaki di Mesjid indah nan agung, mesjid monumental dan menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Mesjid Baiturrahman, selain megah, mesjid ini sangat berperan besar untuk menyelamatkan beribu-ribu masyarakat Aceh yang ketika itu ditempa musibah tsunami yang mengerikan. Ornamen dan design yang indah sangat mempesonakan mata.

Kubah besar yang berjumlah lima mewakili lima waktu shalat menjulang sangat kokoh, di sela-sela kubah kecil yang mengitarinya. Halaman yang sangat luas menampung sebuah kolam yang cukup besar dan sebuah menara utama.

Ini hanya sebagian foto yang sempat saya ambil ketika itu.






Di kota Banda, banyak sekali mesjid yang tersebar di setiap wilayahnya… Namun, rata-rata dari setiap mesjidnya memiliki design yang tidak kalah agungnya dengan mesjid Baiturahman.


Pernah dengar BRR kan? Badan inilah yang diharapkan dapat mengkordinir dan mengakomodir dari kebutuhan pembangunan di Aceh. Melihat tulisan saya sebelumnya, masih juga tidak ada perubahan dari keseriusan dan kesibukan mereka dalam menjalankan tugasnya. Saya harap, kesibukan dan keseriusan mereka dapat membuahkan hasil nyata guna merealisasikan semua proyek pembangunan di Aceh. Semoga tidak ada kata sia-sia, walaupun masyakarat disana sudah menanti sekian lama.. hem… nyaris 19 bulan ya…. Masih banyak pula yang belum tersentuh oleh pihak pemerintah. Kantor yang terbuat dari semacam gypsum seng tebal, didirikan dengan pola hurup U plus sebuah mesjid yang bagus, sangat dijaga ketat oleh pihak keamanan yang memakai seragam hitam-hitam. Dengar cerita, ternyata kantor itu sangat dipenuhi oleh ‘calo’ proyek dan orang mantan GAM yang datang untuk meminta jatah proyek atau bahkan langsung mereka meminta bantuan dana. Itupun terjadi di kantor Dinas PU yang saya kunjungi, ternyata saya berpas-pasan dengan tiga orang mantan GAM yang baru saja memaksa sekertaris untuk bertemu dengan Dirjen guna meminta bantuan dana…. Makanya, ayo dong, pihak-pihak terkait.. siapapun itu, bangun wilayah itu dengan serius dan kesungguhan yang timbul dari hati… jangan terlena hanya oleh gaji yang sangat tinggi, sehingga lupa dengan tujuan pokoknya….


Harapan saya terwujud untuk menikmati kopi tradisional aceh lagi di warung kopi Jasa Ayah, yang satu arah dengan kantor perwakilan World Bank di sana. Saya mencoba menikmati kopi susu kental disertai makanan martabak telur dan kue jala durian… yammyyy…. Hem, ternyata kemacetan sudah bukan suatu hal yang aneh lagi terjadi di kota itu, walaupun kejadian ini baru saja terjadi semenjak banyaknya pendatang yang datang ke kota itu. Teralami oleh penulis ketika pulang menuju hotel Sultan tepat jam lima sore, sudah terjadi titik-titik kemacetan di beberapa ruas jalan di tengah kota. Nampaknya, suatu waktu nanti, perlu di bangun juga jalan layang ya pak gubernur?!

Dikarenakan cuaca di kota Banda Aceh relative panas, maka banyak sekali bunga tumbuh dengan indah di setiap pohonnya… gak percaya? Liat deh yang satu ini…..
 
posted by Giel at 6:27 AM | Permalink | 0 comments
Tuesday, June 06, 2006
Between here and there....
Disini dan sekarang
Ingin jariku menari diatas keyboard
mencurahkan apa yang kurasa sekarang....

Disana dan nanti
Kewajibanku yang lain sudah menanti
banyak... terlalu banyak....
Ingin berbagi antara disini dan disana...
tapi apa mungkin?

PS: ini coretan kebetean saya karena sekarang amat sangat banyak pekerjaan, dan disatu sisi lainnya banyak hal yang ingin saya tulis dan posting di blog ini.... tangan saya cuma dua....
 
posted by Giel at 1:26 PM | Permalink | 0 comments
Love is everywhere….
Life become more meaningful and beautiful when there is someone to share….
Happy Wedding for Scott and Fifi….

Betul, cinta menembus batas dan ada disetiap lini kehidupan.
Cinta ada dimana-mana… mengikuti hati kemanapun pergi.
Indahnya cinta dirasa dapat membuat nafas baru
Yang memenuhi rongga diseluruh tubuh
Kebersamaan cinta menjadikannya lebih kuat


Setelah sekian tahun kalian berdua mengenal lebih jauh dan dekat, akhirnya diputuskan juga untuk menikah tepat tanggal 4 Juni kemarin. Pernikahan kalian sungguh indah dan romantis. Ballroom Crowne Plaza hotel telah disulap menjadi ruangan yang cantik. Nuansa warna pink keunguan dan bunga mawar berbaur dengan kemegahan pelaminan adat Minangkabau. Gemerlap lampu terpantul dari serpihan belahan kaca yang banyak menghiasi pelaminan membuat semakin terang benderang dan bercahaya indah. Warna pink keungunan nampak kental terlihat dari mulai undangan, buku tamu, souvenir hingga ke lapisan gorden yang menjuntai dari ujung dinding ruangan.

Acara yang diadakan dengan menggunakan dua bahasa tidak meninggalkan khidmahnya ketika ijab kabul diucapkan pihak pria. Kami yang melihatnya sangat puas dengan keseriusan mempelai pria mencintai sang pujaan hatinya. Semoga langgeng ya Fi…. Ruangan Opal di hiasi dengan dua buah buket bunga tinggi menjulang. Sederhana namun terlihat apik dan exclusive.

Nampak keluarga mempelai pria yang datang dari Pennsylvania sangat menikmati deretan acara yang dikemas apik oleh EO Elly Kasim, apalagi ketika acara tarian penyambutan pengantin. Penari yang gemulai dan rantak diiringi tetabuhan khas Minang membuat semuanya terasa membentuk jiwa yang bahagia.

Sungguh, cinta yang datang bisa dimana saja dan kemudian dipersatukan dengan ikatan pernikahan dapat membiaskan rasa bahagia bagi semua orang yang hadir saat itu.

 
posted by Giel at 12:48 PM | Permalink | 0 comments