Thursday, September 28, 2006
Bulan puasa atau enggak.. tetep.. macet!
Menginjak hari ke 5 puasa suasana di jalan belum ada perubahan yang berarti, masih saja macet, mungkin masih banyak pendatang yang belum mudik. Seperti biasanya kalau di bulan puasa begini, saya menjadi serba salah jika saya harus pulang dari kantor.

Saat ini di kantor jam kerjanya dari mulai pukul 08:30 sampai 16:30. Di hari senin dan selasa saya coba-coba pulang tepat waktu, jam setengah lima saya sudah bersiap, diharapkan bisa buka di sekitar rumah (maklum, gak pernah masak …), tapi apa yang terjadi kemacetan sudah berawal dari sekitar 2 km dari kantor… pamer alias padat merayap… eh, tapi mending kalo merayap, ini sudah gak bergerak.. semua kendaraan melaju amat sangat lambat, mensodok ke kanan ke kiri, wes pokoke pecicilan lah.., plus plus.. ini dia nih.. motor! Ampyun! melihat helm yang berkerumun membuat suatu lingkaran besar, gemuruh gas yang siap tancap dan menyelinap paksa diantara mobil-mobil yang sudah berdempetan sempit… fiuh!

Jarak antara kantor di kebayoran baru – rumah bekasi sekitar 26 km, memang biasa ditempuh sekitar 1,5 - 2 jam. Saya harap majunya jam bubar kantor saya lebih bisa mempercepat perjalanan waktu, ternyata.. azan mahgrib berkumandang ketika saya masih di sekitar mampang! Menu tajil kala itu hanya permen yang sudah tidak berbentuk lagi sampai akhirnya saya bisa membeli sebotol aqua. Menginjakan kaki ke rumah pada pukul 20.00, dimana sebelumnya saya mampir dulu di warung makan, dengan kepala penat dan badan yang sangat lelah. Sialnya, ini terulang kembali di hari kedua.

Oleh karena itu, saya coba ubah waktu pulang… saya buka dulu di kantor dan pulang ketika para umat lainya sedang asik-asiknya menyantap makanan. Alhasil, saat itu saya keluar kantor pukul 18.30 sampai rumah jam 20.00 juga, termasuk aktifitas cari makan dulu sebelum sampai rumah. Bedanya jalanan begitu lenggang, kendaraan melaju dengan kecepatan cukup tinggi… kayaknya, memang idealnya jam segini ini saya kudu keluar kantor…

Jalanan di ibukota sekitar 5000 km itu puasanya pas beberapa saat sebelum dan sesudah lebaran… namun sayang, saya dan para pendatang lainnya tidak bisa menikmati semuanya… nasib pendatang, yang dapat menikmati ibukota ketika datangnya hari kerja yang menyibukan…hari macet yang dirayakan setiap hari!
 
posted by Giel at 2:49 PM | Permalink | 5 comments
Tuesday, September 26, 2006
Extreme Makeover – room edition
Hari Jumat tanggal 22 September kemarin hari yang paling sibuk, hari kepindahan dari ruang atas ke ruang bawah. Dikarenakan ruangan yang tidak seluas dulu, akhirnya banyak box dan file yang sudah tidak mungkin saya simpan di satu ruangan dengan saya, dengan terpaksa saya sortir dan saya buang, namun ada beberapa file yang masih saya anggap perlu dan untuk kemudian disimpan di gudang belakang…

Ruangan yang awalnya adalah pantry, kemudian dijadikan ruang CAD/GIS, saya sulap menjadi ruangan yang tidak terlalu kentara dapurnya… mana betah sih kerja diruangan yang terlihat keramik-keramik kecil yang tertempel di setiap dindingnya.. weleh… Untuk itu, semua dinding di cat kembali dengan warna kuning terang, Ceiling fan tua yang awalnya mengesankan warung bakso di jaman dulu, saya cabut, ditambahkannya lampu neon 2 buah agar betul-betul ruangan ini terasa segar dan terang. Cabinet tempat bumbu dan perkakas saya lepas pintunya untuk simpan dokumen-dokumen tender agar bisa terjejer rapi. Kaca tembus pandang dengan ruangan fotocopy tertutup triplek sudah, dan yang pasti lantai yang awalnya hanya tertutup vinyl usang yang sudah nggak jelas warna dan motifnya terganti dengan karpet warna abu terang… Terkesan berat tapi lebih terasa suasana kantornya…

Foto ini menggambarkan salah satu sudut ruangan yang saya sulap menjadi tempat kerja database. Satu set meja komputer sudut, lemari tinggi dan rak buku tidak terlalu menyita luasnya ruangan.


Rak tempat bumbu dan perkakas dapur yang saya sulap untuk tempat penyimpanan dokumen, ternyata muatnya banyak juga… entah bisa bertahan berapa lama… kalau menurut bapak saya, gil jangan liat cuman dari beauty konsepnya dong.. liat juga dari konstruksinya… saya dengan gaya cueknya hanya bilang bahwa, untuk sementara ini I don’t really care about the construction sir, I just want to make comfortable in my room… hehehhe


Meja kerja saya simpan tepat di depan pintu kaca yang menghubungkan saya dengan ‘dunia nyata’ dan tepat dibelakang saya terdapat pintu kaca juga yang menghubungkan saya dengan ‘dunia mimpi’ dengan adanya sebuah bangku ayunan kayu dengan pemandangan kolam renang… adem….Lumayan pagi hari sinar matahari tembus dari pintu belakang ini, sehingga masih bisa terasa ada pergantian udara dan suasananya. Ya.. pintu inilah satu-satunya harapan saya agar bisa mendapatkan view lain yang lebih’spektakuler’ apabila rasa jenuh mendera. Hanya satu kelemahan di ruangan ini ternyata… sinyalnya lemah! Hwaaaaaa


Demikian extreme makeover – room edition kali ini, saya Agil, dari kampung Kebayoran Baru melaporkan!
 
posted by Giel at 6:05 PM | Permalink | 5 comments
Thursday, September 21, 2006
Moving notice


Dampak dari kemenangan tender untuk proyek kali ini adalah, saya harus pindah ruangan dari ruangan nan besar 25 Sqm dengan pemandangan yang nyaman, langsung menghadap ke jalan raya dan bisa menikmati tupai meloncat riang di antara ranting-ranting pohon tua yang bertengger kuat di sekitar kantor, ke ruangan yang super duper kecil sekitar 12 Sqm di lantai bawah, ex dapur kering, dan pemandangan hanya sebatas sebuah pintu ke teras belakang dekat kolam renang! Hem.. nampaknya harus kerja keras untuk bebenah, menata ruangan agar tidak terkesan sempit dan yang jelas membuat betah untuk bekerja.

Ini situasi ruangan yang telah saya tempati sekitar 4 tahun. Ruangan yang besar terisi dari mulai tiga orang, menyusut dua orang dan telah lebih dari satu tahun terakhir saya sendiri yang menghuni ruangan itu. Terkadang ditemani oleh seorang asisten paruh waktu jika overloaded.



Kepindahan ruangan tidak terjadi untuk saya saja, tapi ada dua ruangan lainnya, divisi akunting, yang diwajibkan pindah juga ke ruangan lainnya di lantai dasar, sehingga lantai atas sepenuhnya diperuntukan untuk kantor proyek tersebut. Bisa dibayangkan betapa berantakannya suasana kantor saya saat ini. Barang-barang, kertas, box dan perkakas menclok disana sini. Debu bau cat dan lem tercium menusuk hidung. Pengaturan masih terus berlangsung kini dari hari senin lalu.



Hari kamis ini, calon ruangan saya masih dipercantik dengan membubuhkan sedikit cat baru disekitar dindingnya berwarna kuning muda, menambal beberapa bagian dan menutup salah satu jendela yang menghubungkan ke ruangan fotocopy dengan triplek, ditambalkannya lantai yang sudah rusak dengan karpet berwarna abu-abu, dan rencananya akan ditambah lampu penerang satu lagi agar terkesan lebih luas dan terang. Semoga saja semua usaha ini membuat saya akan betah kerja di ruangan baru.
 
posted by Giel at 6:52 PM | Permalink | 2 comments
Tuesday, September 19, 2006
I've got your letter…
Dijaman cyber begini, rasanya ungkapan kangen bisa lebih efektif dan cepat melalui email atau sms bahkan via telfon. Namun, surat tetap saja mempunyai proporsi tersendiri, ketika melihat langsung tulisan tangannya, melihat effortnya untuk menulis… bisa lebih berkesan kali ya… Jelas, memakan waktu yang lebih lama ya, tidak instant, sehingga si pengirim surat merasa lebih berdebar menunggu ucapan terimakasih atau lontaran kekagetan mendapatkan surat yang tidak pernah terduga, apalagi surat cinta atau perasaan kangen… Siapa sih yang gak akan bahagia mendapat sepucuk surat kangen, dari siapapun dia…. Surat yang mampu membuat hidup lebih bergairah, ceria, memberikan oksigen dan energi baru buat kita… hem…

Hari ini, saya mendapat surat kangen dari keponakan yang di Bandung, walaupun baru satu minggu yang lalu kami bertemu di Jakarta. Hilda, keponakan yang sudah menginjak remaja, sekarang kelas 2 SMP, tapi tingkah lakunya masih seperti anak kecil, masih suka malu-maluin, pernah suatu saat dia dengan pedenya naik ke trolly belanja waktu kami belanja di carefour dengan alasan capek jalan kaki, kita semua langsung teriak… kakak, malu dong.. kalau Zhara (adiknya) masih pantes… lantas dia turun dengan muka polos sambil berguman, hem.. kakak capek.. belanjanya nggak kelar-kelar! Heheheh…

Ini surat kedua selama dia duduk di SMP, tulisannya masih sama jeleknya dari yang pertama… sejelek barisan giginya yang bergingsul dan besar-besar… sehingga oleh adiknya sering diledek dengan umpatan dasar si tupai! Heheheh…

Sapaan pertama seperti biasa menyakan kabar kesehatan, tentang ‘penyangga leher’nya masih terpakai atau tidak, memohon doa mau UTS dan ujung-ujungnya selalu menjadi pertanyaan wajib darinya.. kapan tante ke Bandung??? Pertanyaan itu selalu muncul ketika kami ber sms ria atau di telepon. Harapan agar saya datang ke Bandung banyak sekali kepentingannya, diantaranya adalah bisa jajan di warung-warung makan yang tersebar di Bandung, pergi ke toko buku atau minta dibelikan pulsa.. hehehe… Tapi entah kenapa, kegiatan itu yang mengasikan buat saya, menjadikan saya juga rindu berbagi sedikit rejeki dengan mereka, keponakan-keponakan yang sudah saya anggap dan rasa sebagai anak sendiri. Mereka memberi warna lain di kehidupan saya dengan segala tingkah polahnya. Biarpun perang urat syaraf antara dia dan adiknya, Zhara, sesekali terjadi, namun itu membuat saya lebih banyak belajar untuk mengerti, memahami dan memakluminya sehingga kesabaranlah yang menjadi ujian akhirnya buat saya. Saya menikmati semuanya….

Halaman terakhir dari kertas surat yang dia kirimkan, saya haturkan juga untuk kerabat blogger.
Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics     Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics     &     Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

 
posted by Giel at 7:53 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, September 14, 2006
 
posted by Giel at 3:51 PM | Permalink | 1 comments
Sunday, September 10, 2006
Berujung di lantai IIIB Bontang….
Ternyata keluhan yang sempat saya tulis di artikel Sakit Leher, harus berujung di lantai IIIB Bontang.. dimana tempat itu? Di kota Bontang kah? Hehehe… gak perlu pakai pesawat kok, karena lokasinya juga gak jauh sih dari Jakarta, masih di sekitaran Blok M di jalan Kyai Maja… ya itu tempat salah satu ruangan rawat inap di RS. Pertamina… :(

Saya sama sekali tidak menduga jika harus pakai acara overstay di RS, walaupun saya pernah juga menginap di RS pada tahun 1990 karena sakit mata di sebelah kiri, istilahnya coratitis avunacoid (maaf kalau salah, soalnya lupa-lupa ingat) pokoknya itu penyakit karena disebabkan oleh virus di syaraf mata, sehingga waktu itu mata saya menonjol keluar dan meradang, tapi tetap saja itu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan.

Ok, untuk kasus yang sekarang, seperti yang sudah saya paparkan, bahwa saya mengalami sakit leher, tidak bisa menengok ke kiri (awalnya) dan ke kanan (setelah rasa sakitnya mencoba membuat keseimbangan…). Awalnya dikira hanya salah bantal atau masuk angin yang bisa hilang rasa sakitnya dalam 2 atau 3 hari setelah di treatment dengan kerokan dan pijat. Namun rupanya treatment yang sudah saya lakukan itulah yang membawa saya kudu ‘beristirahat’ di RS. Di hari senin siang tanggal 4 September 2006, saya mencoba untuk cari tahu apa penyebab rasa sakit yang saya derita, sambil sekalian curhat diblog, ternyata memang dokter adalah jalan terakhir yang harus saya tempuh… (malu juga ama Elora yang nggak takut kena jarum suntik…:)), akhirnya diputuskan untuk mencari dokter di RS terdekat dari kantor. RS. Pertamina yang dipilih karena dokternya sedang praktek sampai jam empat sore, sedangkan di RS lain banyak yang prateknya mulai di sore hari dan lokasi dekat dengan kantor.

Dr. Koes Aryanti, Neurologist yang saat itu sedang praktek, akhirnya saya datangi, setelah periksa tensi (120/70), saya dipukuli dengan palu kecil di setiap persendiannya, ngilu… dan saat dokter memegang pundak saya, dia berujar bahwa pundak saya sudah seperti besi, keras dan kaku sekali, pijat sana sini, akhrinya dokter memperkirakan bahwa ada syaraf leher saya yang terjepit atau syaraf lehernya meradang, cervical syndrome . Dokter tidak bersedia asal suntik, seperti yang saya harapkan setelah mengumpulkan keberanian, soalnya itu dapat mengakibatkan hal yang lebih fatal. Dokter mengharuskan saya untuk di periksa intensif dan detail dulu, dan setelah kami diskusikan bahwa saya di cover asuransi Allianz dari kantor, dokter lebih bersemangat lagi untuk mengharuskan saya tinggal. Lebih baik cek semuanya, saya khawatir ini penjepitan syaraf sudah mencapai ujung leher, yang notabene bersinggungan dengan syaraf otak. Untuk mengetahuinya harus melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang mahal sekali, kalau tidak menginap biaya yang sekitar 2,9 juta harus saya keluarkan dari kocek sendiri. Jika penjepitan yang kita khawatirkan terjadi, operasi adalah salah satunya jalan, tidak ada yang lain! Hwaaaaaaaaaa sambil menahan sakit saya telepon rekan di kantor untuk mendiskusikan ini, akhirnya disepakati bahwa saya akan mengikuti saran dokter. Tidak ada jalan lain…

Pukul empat sore saya sudah terbaring di Ruangan Batayan Lt 4 ruangan 415, karena ruangan yang sesuai dengan pagu biaya kamar tidak tersedia, penuh. Diruangan yang berisi lima orang, dengan sakit yang berbeda, plus karakter orang yang berbeda harus saya lewati dengan sabar. Seperti contohnya di depan bed ada seorang ibu yang hobinya telp dengan suara yang amat keras… awalnya asik juga, saya bisa nguping sambil mereka-reka apa dan siapa sih sih dia … soalnya ada percakapan.. Bapak kesininya malam saja, waktu suami saya nggak ada, soalnya kalau suami saya tau pasti marah…. Coba!!! Lagi apa sih tuh si Ibu! Hehehe.. namun akhirnya kuping saya malah jadi pengang dan kepala menjadi sakit, dan itu membuat saya lebih merasakan sakit dan drop. Betul saja, ketika di cek tensi langsung terjun ke 90/60. Malam pertama dilalui dengan menahan rasa sakit, suster belum memberikan obat, karena belum ada instruksi dari dokter. Saya jadi tidak bisa tidur.. antara sakit dan gelisah…..

Saya harus puasa dari jam 10 malam untuk pengambilan darah dan urine test besok paginya sekitar jam 6 pagi. Terbayang kan, baru dibangunin suster, langsung di ambil darah dan saya harus segera ke kamar mandi untuk mengambil urine. Pusing sekali… sedikit terhuyung-huyung dan terasa mual sekali saat itu. Saya harus kuat karena tidak ada yang menemani saya saat itu….Pukul 9 waktunya dokter visit, saya keluhkan tidak bisa tidur karena sakit sekali… dokter bilang, lha kok nggak bilang suster? Suster pasti akan telpon saya dan pasti saya anjurkan untuk diberikan valium agar pasien bisa tidur, saya katakan ok, nanti seandainya terjadi di malam-malam mendatang saya akan minta obat tidur ke suster… (tapi nggak boleh dibungkus bawa pulang ya Dok? Wakakaakkkkk). Tiga puluh menit kemudian dilakukan foto scan dan langsung memulai fisiotherapy setelah di konsultasikan dengan dokter paramedic teraphy. Saya harus di terapi sebanyak 6 kali dengan cara dipanaskan dan di setrum di daerah yang sakit. Ada perubaan yang cukup berarti juga setelah saya menjalani terapi ini. Sangat terasa otot mengendur perlahan…. Namun sayang, jika jadwal fisioterapi ini tiba, yang membuat saya malas adalah tempatnya yang sangat jauh dari gedung rawat inap. Kami diharuskan keluar ruangan, melewati loby utama dan tempat parkir, sehingga semua pasien yang mendapat layanan fisioterapi ini mendapatkan bonus yaitu debu dan asap knalpot. Nggak terbayang juga jika masa penghujan tiba.. betapa repotnya, terutama para suster yang mendorong kursi roda di tanjakan menuju gedung fisio sambil memegang paying kali ya…. (catatan: saya mengeluhkan juga hal ini di kuesioner yang pihak RS berikan sebelum saya pulang).

Siang harinya, saya dipindahkan kamar ke Lt III Bontang di ruangan 349, hanya berisi dua bed, satu bed masih kosong, sampai akhirnya satu hari sebelum saya pulang, barulah bed itu terisi oleh suster RSPP juga yang mendapatkan musibah ‘tercium’ kopaja di depan walikota, sehingga kepalanya benjol. Betul saja, saya akhrnya bisa beristirahat dengan tenang di ruangan itu. Sore harinya suster membawa labu infus, dan memberitahukan bahwa dokter tidak mau memberikan obat langsung, karena obatnya itu sangat keras, dan karena ternyata saya (lagi-lagi baru tau…) punya problem asam lambung, sehingga obatnya itu diberikan via infuse sebanyak dua ampul obat itu di suntikan ke Infusan Ka.en.3A (500) + Remopain 2A. Hasil tes darah menjelaskan bahwa saya masih dalam taraf normal, hanya saja leukositnya yang tinggi yakni 11.000 dari yang ukuran normal max. 10.000, itu mengindikasikan bahwa memang adanya peradangan atau virus di tubuh saya.

Besok malamnya saya menjalani pemeriksaan MRI, setelah pihak RS asuransi memberikan persetujuan kepada pihak RS. Pemeriksaan dilakukan di sebuah kamar khusus dan sebelumnya saya diberikan penjelasan oleh suster, seperti bahwa saya akan dimasukan kedalam suatu kapsul besar, nanti akan terdengar suara gemuruh yang berbeda-beda, diusahakan untuk jangan bergerak atau batuk sedikitpun karena itu akan mempengaruhi hasil foto, jika demikian pemeriksaan harus diulang, didalam pandangan akan terbatas, dianjurkan agar saya menutup mata saja dan waktunya sekitar tidak lebih dari 15 menit. Penjelasan rinci itu membuat saya agak nervous, setelah dilucuti semua benda yang menempel di tubuh, saya diselimuti oleh selimut hangat setelah berbaring di alas kasur tipis, dada ditutup oleh semacam tameng yang melekat di dada, saya dipasang earphone, lagu My Way itu yang pertama saya dengar… saya berusaha untuk konsentrasi ke lagu yang saya dengar, terasa saya mulai didorong dimasukan kedalam kapsul MRI, ternyata hanya sebatas pinggul saja. Betul saja, setelah terdengar aba-aba dari suster saya mendengar suara gemuruh yang amat keras terdengar diselingi oleh berbagai macam suara keras yang berbeda-beda. Saya bertahan untuk tidak bergerak dan batuk sedikitpun, saya nggak mau di-her! Setelah diberitahu, bahwa pemeriksaan selesai, saya penasaran ingin sekali untuk membuka mata… ya ampun.. saya seperti berada di suatu peti terang yang hanya memiliki jarak pandang sekitar 10 cm saja. Hemmmm nggak lagi ah!

Besok sorenya pemeriksaan Electromyography (EMG) dilakukan, dikarenakan pemeriksaan ini dilakukan di setiap hari senin dan kamis sore saja setiap minggunya. Pemeriksaan ini betul-betul sangat tidak enak, mulanya saya di strum oleh semacam garpu tala dengan kadar strum yang lebih besar dari waktu fisioteraphy. Walaupun sudah diberitahukan untuk siap-siap, tetap saja saya teriak kaget ketika alat itu menyentuh di beberapa bagian lengan, kaki dan leher. Rupanya nggak berakhir disitu penderitaan saya… sesi berikutnya adalah ditusuk jarum di pundak saya dan pada saat bersamaan saya harus mengepakan tangan melawan cengkraman kuat sang dokter, sengaja agar bisa terlihat apakah syaraf masih berfungsi atau tidak. Ternyata ada lima titik yang berbeda yang harus saya terima, dengan pola yang berbeda pula, tapi semuanya di sekitar lengan sebelah kiri. Mereka menjelaskan walaupun sakitnya di leher tapi titik-titik syaraf di lengan tadi dapat mengidentifikasikan fungsi syaraf di leher. Ohhhhhh begitu ya..

Hari jumat adalah hari yang paling menentukan, semua hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan akan dianalisa oleh Dokter Koes dan Dokter Bedah Syaraf dan akan ditentukan langkah selanjutnya…. Alhamdulillah, Dokter Koes membawa kabar baik, bahwa penjepitan itu bersifat ringan, tidak diperlukan operasi, hanya saya diharuskan menggunakan collar leher jika sedang beraktifitas yang mengharuskan saya menunduk lama, terutama saat saya sedang mengetik depan computer. Selain itu diharuskan tidur tanpa bantal atau bantal tipis saja. Selama ini saya melakukan kesalahan, mengetik di depan komputer tanpa ada perubahan layout secara rutin, ya saya bekerja nyaris 12 tahun, dilalui dengan bekerja depan komputer dari jam 8 pagi sampai jam 5 bahkan lebih, dan tidur dengan menggunaan dua bantal airland di setiap malamnya. Semua aktifitas selama 24 jam itu membuat leher selalu dalam keadaan menekuk.

Akhirnya pukul 01;00 di hari jumat tanggal 8 September 2006 saya meninggalkan ruangan bontang, suatu kenangan dan pelajaran yang tidak akan pernah saya lupa. Karena ini kejadian yang terakhir buat saya. Amien…..

Ps: Terimakasih buat Dokter Koes dan tim nya, dan suster-suster RSPP beserta asistennya yang sedemikian telaten dan telitinya membantu saya dalam proses penyembuhan, juga buat teman-teman kantor untuk kunjungan dan doanya.
 
posted by Giel at 5:24 PM | Permalink | 4 comments
Monday, September 04, 2006
Sakit leher....
Ampun.... sakit banget, setelah lebih dari empat hari saya mengalami sakit di sekitar leher dan pundak sebelah kiri dan eh... si sakit makin senang dengan berjalan-jalan ke sebelah kanan... Awalnya saya tidak bisa melihat ke arah kiri dengan cepat... eh sekarang bertambah nggak bisa melihat ke arah kanan.. hwaaaaaa bisa sih, tapi harus menahan sakit terlebih dahulu... rasanya saya kayak pakai kacamata kuda deh.. melihat lurus kearah depan... nggak bisa piercing dengan bebas.. wakakakkkk...

Awalnya saya pikir saya masuk angin... 'masih untung deh daripada masuk got' sudah terasa sakit di pundak kiri, betul saja setelah dikerok warna merah begitu nyata jelas terlihat di pundak, namun itupun gak terlalu banyak membantu, sakit masih tetap saja terasa. Besoknya saya tempelkan salonpas koyo cap cabe, 2 sekaligus, percaya enggak.. saya nggak terlalu merasakan panasnya... weleh... Hari minggu kemarin saya pergi ke tukang pijet, kali aja alternatif terakhir ini bisa membantu... tapi tetap saja saya merasakan sakit yang sama dengan hari kemarin..

Salah bantal!!! itu yang semua orang katakan tentang rasa sakit saya sekarang.. bahasa inggrisnya apa ya? 'wrong pillow'... heheheheh.. kalau nggak ketinggian atau terlalu tipis atau juga bantalnya sudah lama nggak dijemur... klasik deh! Gimana mau jemur di depan rumah tanah lapang tempat bermain sekarang sudah menjadi lautan debu yang amit-amit deh bikin sesak! apalagi kalau tertiup angin... fiuh!

Ada yang bilang juga bahwa ini dampak dari stres, sehingga tidak bisa tidur dengan nyenayk atau karena ada pertarikan atau pergerakan otot yang sangat keras... untuk yang stres ini, mungkin juga iya... kalau ada pergerakan kuat kayaknya nggak juga tuh.. Yang lebih mencengangkan saya adalah hal ini diakibatkan oleh dampak radiasi komputer! nah Lho!!! ini nih kutipannya;

Sabtu, 20 Maret 2004 - 20:18:36
SAKIT LEHER AKIBAT RADIASI KOMPUTER
Acapkali kita mendengar keluhan para pekerja yang menderita sakit kepala saat bekerja di depan komputer. Berdasarkan penelitian gejala ini dipicu oleh posisi tubuh statis jangka yang lama. Keluhan ini merupakan gejala awal Repetitive Strain Injury (RSI). Ini bukan gejala penyakit tetapi berupa kumpulan ketidaknyamanan terutama pada leher. Diakibatkan oleh posisi duduk yang lama dan menetap, gerakan yang berulang-ulang pada satu bagian anggota tubuh dan terkonsentrasi pada satu arah.

Tubuh telah di disain sedemikian rupa untuk melakukan pergerakan. Sistem syaraf yang disediakan dalam otot mengantarkan informasi berkesinambungan untuk melakukan peregangan (stretching), sekaligus mengontrol pergerakan tendon dan ligamen. Pergerakan ini akan mengakibatkan aliran darah dan getah bening yang konstan, sehingga aktivitas otot akan lebih lama. Posisi yang statis pada waktu relatif lama mengakibatkan terganggunya aliran darah dan kelenjar getah bening, sehingga otot menjadi tegang dan kaku.

Bagaimana gerakan tulang menggangu kondisi kesehatan? Pergerakan otot memerlukan proses biokimiawi dalam tubuh yang mengubah bentuk energi kimia ke energi mekanik dengan cara mengubah unsur glikogen dalam otot. Jika otot digunakan dalam waktu yang lama perubahan glikogen menajdi energi memerlukan metabolisme aerobik dalam tubuh, yaitu dibutuhkan oksigen untuk memecah glikogen menjadi CO2 dan air.

Jika intensitas penggunaan otot berlebihan, otot akan mencari jalan pintas dengan menarik energi dari pemecahan glukosa menjadi 2 atom asam lakat tanpa memerlukan oksigen. Kalau hal ini berlangsung terus menerus, maka akan terjadi penumpukan asam laktat, yang muncul sebagai rasa kaku dan tegang pada otot.

Cara mengatasi RSI, dengan pemijatan langsung pada otot dan serabut saraf yang mengalami ketegangan. Atau sebelum mulai bekerja lakukan olah raga ringan dan diulang setiap 30 menit selama melakukan pekerjaan. (PI)

Ada artikel lain yang mencoba untuk menguraikan bagaimana mencegah agar sakit leher ini tidak terjadi, seperti dibawah ini:

Berikut ini langkah pencegahan dan penanggulangan yang diperlukan:
§ Ubahlah posisi secara berkala apabila Anda harus duduk, berdiri atau membungkuk terlalu lama. Bangun dan lakukan gerakan seperti memutar leher pelan-pelan atau membungkuk ke depan dan ke belakang.
§ Apabila harus berdiri lama, naikkan satu kaki pada bangku rendah.
§ Biasakan selalu dalam posisi tubuh yang baik.
§ Pastikan bahwa tinggi meja untuk bekerja (meja kerja atau dapur) nyaman dan sesuai keadaan Anda.
§ Pilihlah kursi dengan sandaran punggung yang baik.
§ Istirahatlah dengan berbaring untuk menyembuhkan otot yang cedera. Gunakan kasur yang keras untuk menopang punggung.
§ Usahakan untuk tidak tidur dalam posisi telungkup.
§ Bila mengangkat barang dengan posisi jongkok, usahakan agar punggung selalu dalam keadaan lurus.
§ Hangatkan bagian yanng sakit selama 15 menit sebanyak satu atau dua kali sehari dengan menempelkan handuk hangat, botol berisi air panas, atau sinar infra merah.
§ Pijat bagian yang sakit secara perlahan-lahan dengan mengoleskan krem, salep, atau balsem pereda sakit atau radang.
§ Minumlah obat pereda sakit yang terdaftar di Depkes atau POM.
§ Periksakan diri Anda ke dokter bila sakit tidak berkurang, nyeri terasa menjalar ke arah kaki, tidak bisa bangun setelah membungkuk atau air kencing berdarah, kotor dan berbau busuk.

Rasanya saya lebih baik pergi ke dokter hari ini, sebelum sakitnya mengganggu aktifitas saya sehari-hari... tapi problemnya... saya takut di suntik.... :((
 
posted by Giel at 10:58 AM | Permalink | 3 comments