
Tiba di Hotel Erlangga, hotel kecil depan terminal lama Purwokerto tempat kami menginap, pada pukul 7 malam. Rombongan kami disambut oleh pemilik hotel dan satu kesenian tradisional dari daerah Purwokerto Selatan. Seni Kenthongan yang sebetulnya bisa kita jumpai juga di belahan bumi Jawa bagian Barat hanya dengan istilah yang berbeda, karena kesenian ini menggunakan alat musik dari bahan bambu semuanya. Dari mulai calung, angklung, suling dan kolintang, untuk grup ini ditambahkan pula perkakas seni lainnya, yaitu gendang, drum dan kecrek. Di Jawa Barat atau di belahan propinsi kita di tanah air, kita kenal alat kesenian seperti ini, dimainkan secara khusus per alat musik atau dimainkan juga secara bersama-sama. Hanya konsep saja yang membedakannya.

Jankiss yang diambil dari lokasi dimana paguyuban seni ini didirikan yaitu dari jalan Kisar dan jalan Sersan sudiro di daerah Karangklesem, Purwokerto Selatan, di prakarsai oleh seorang pemuda bernama Yiyiet (Hp. 0856 24747434) dengan pembina bernama H. Sukarman (0281) 637203. Ide dari Yiyiet yang melihat banyaknya pemuda di sekitar rumahnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap, yang hobinya hanya bermain gitar dan nongkrong di warung rokok tanpa tujuan hidup yang tak pasti, akhirnya dikumpulkannya semua pemuda tersebut untuk lebih dioptimalkan naluri berkesenian dan berkreasi sebatas kemampuan mereka. Maka terbetiklah ide membuat paguyuban seni kentongan yang tidak terlalu memerlukan modal besar satu setengah tahun yang lalu. Irama yang dinamis itu yang membuat mereka selalu bersemangat untuk berlatih. Sudah sekitar 35 personil yang aktif dalam paguyuban tersebut. Untuk kali ini, mereka menampilkan sekitar 22 orang termasuk dirigen yang sangat lincah menari sambil mengatur irama, gerakan. Menurut orang tua saya yang sudah pernah melihat grup ini sebanyak tiga kali, untuk yang sekarang ini mereka sudah tampak berbeda. Apa yang beda? Ternyata mereka baru memiliki seragam resmi dan sudah bersepatu sandal. Ketika dikonfirmasi tentang hal ini, Pak Yiyiet membenarkan, seragam ini baru mereka miliki dua bulan lalu, hasil dari ngamen dari hotel ke hotel atau dari undangan ke undangan. Padahal prestasi mereka sudah cukup bisa dibanggakan menjadi juara kenthongan se kabupaten Banyumas sudah disabetnya berkali-kali. Untuk bulan depan mereka terlibat untuk memecahkan rekor MURI penabuh kentongan terbanyak. Salut untuk prestasi kalian.

Salam kenal juga mbak Agil, keliatannya juga hobby moto-moto nih.