Wednesday, November 07, 2007
Tertidur selamanya….

SMS saya berbunyi nyaring pagi tadi, tak diduga berita duka yang saya dapatkan dari seseorang yang pernah saya cintai dulu… dituliskan disitu bahwa Abah ‘Encup’ Anom telah wafat…. Hati dan jiwa saya bagai ada yang merampas cepat dan keras..

Kenapa secepat ini?

Kenapa mendadak begini?

Kenapa saya tidak jadi datang ke acara Seren Taun yang digelar beberapa bulan lalu di Kasepuhan?

Kenapa saya gak pernah telpon walaupun saya akhirnya memiliki no HP ekslusif Abah???

Kenapa gillll???

Arrggghhh penyesalan selalu datang terlambat, disaat semuanya sudah terjadi….

Ok, pasti ada beberapa blogger yang menanyakan siapa Beliau ini kan? Saya akan bercerita sedikit siapa sosok ini….

Disaat pertama kali saya menjadi salah satu mahasiswa jurusan Antropologi di tahun 1987, yang sangat sarat dengan program penelitian tentang kebudayaan dan manusia, ada sebuah komunitas Kasepuhan yang berlokasi di lembah gunug Halimun, didaerah Sukabumi, menjadi tempat penelitian seorang dosen yang sedang mempersiapkan tesis. Dibantu oleh mahasiswa yang kemudian menjadi sangat dekat dengan saya.

Saya sangat interesting dengan semua aktifitas penelitian mereka saat itu, sehingga dimana ada waktu untuk ikut pergi ke lokasi, hampir nyaris saya selalu ikut serta. Sangat sering sekali frekuensinya, sehingga kami sering dianggap anak Abah oleh masyarakat Kasepuhan Ciptarasa.

Walaupun menempuh perjalanan yang sangat melelahkan, dahulu hanya dapat dijangkau dengan mobil Gez, ojek atau jalan kaki, tapi entah.. saya gak pernah punya rasa malas dan bosan untuk pergi kesana. Saat itu saya yakin, setibanya disana rasa lelah pasti akan cepat hilang dengan sapaan hangat dan senyuman para penduduk dengan ramah. Saya seringnya tinggal dengan salah satu penduduk yang rumahnya tidak jauh dari Bumi Ageung, rumah Abah. Tapi beberapa kali juga akhirnya saya pernah tidur di Bumi Ageung di kamar tamu.

Agak sulit jika akan bertemu dengan Abah yang sangat sibuk dengan segala aktifitas kesehariannya, kalau tidak malam hari atau siang hari ketika akan makan siang. Sosok Abah Anom untuk saya sangat melekat di hati saya.

Pertama kali berjumpa, saya sudah merasakan aura kharisma yang besar dari Beliau. Rambut Abah saat itu masih panjang, masih sangat muda saat itu, senang breaker dan offroad. Seorang pemimpin adat di Kasepuhan yang berorientasi modern tapi masih menjunjung nilai-nilai adat leluhur dan budaya…

Dengan senyumnya yang khas dan tutur kata yang lembut namun tegas, membuat sosok pemimpinnya lebih menonjol.

Banyak sekali kenangan saya disana, terasa indah dan masih terasa indah sampai saat ini..

Di sela waktu yang sangat sempit dengan setumpuk pekerjaan dan perasaan yang masih terpukul, saya hanya mampu mendoakan agar segala amal ibadah Abah diterima oleh Sang Khalik….

Tidur, tidurlah Abah dengan tenang….

Foto diatas saya upload di ayofoto! Dengan keterangan

“Untuk Abah Anom yang sudah tertidur untuk selamanya di pelukan pegunungan Halimun...
Sosok yang berperan dalam hidup saya, yang pernah menjadikan saya menemukan arti cinta untuk seseorang dulu....
selamat jalan Abah...”

salah satu komentar yang paing membuat saya lebih terharu….

Agiel, Abah Anom tidak kemana mana. Tetapi percayalah, beliau selalu hadir dengan cinta yang tak kan pernah kau pahami ....” ahhhhhh
 
posted by Giel at 8:27 AM | Permalink |


2 Comments: