Tuesday, November 28, 2006
Events yang tertinggal
Ada beberapa events yang sebetulnya sudah saya nantikan sejak lama tapi saya gak mungkin bisa menghadirinya. Sedih dan kecewa dengan keadaan… tapi ya mau gimana lagi…. Dua minggu terkahir ini, masa yang menyiksaku untuk tetep konsen dengan pekerjaan yang menumpuk plus bergelut dengan kondisi badan yang semakin melemah…

Events yang pertama yaitu Jakjazz 2006, biarpun mereka main di istora bukan di JHCC yang lebih nyaman, tapi saya sudah ingin bertekad untuk nonton. Bahkan dengan salah satu teman blogger pun sudah di rancang rencananya. Gak perlu beli tiket terusan pikirku saat itu karena dikhawatirkan saya nggak mampu untuk terus nongkrongin itu acara selama tiga hari berturut-turut, cukup dengan tiket harian dan tiket special show saja. Sayangnya, semua hanya tinggal impian… hiks! Saya yang lemah tidak berdaya, yang hanya mampu melihat perkembangan jakjazz dari berita2 di TV saja…. Sedih…..

Events keduapun sama, Mbak Wien , menginformasikan di shoutbox, adanya pameran buku Gramedia… awalnya Yippi juga… kebayang, teman blogger yang satu ini ngeborong buku lagi sebanyak 30 buku seperti yang dia lakukan di waktu pameran buku lalu. Kalau saya paling bisa mentok dua atau tiga buku saja… hehehehe…. Namun pameran buku Gramedia yang bersamaan dengan acara jakjazz inipun harus rela kubiarkan lewat…. Belum waktunya kali ya ketemu atau bisa janjian kopi darat ama Mbak Wien….

Event yang satu ini rasanya bukan yang tertinggal karena waktunya memang baru akan dimulai hari senin tanggal 4 December 2006 nanti di Ballroom Hotel Gran Melia Jakarta, namun event ini rasanya akan saya tinggalkan juga dengan penuh kesadaran, karena harga tiketnya yang luar biasa amit-amit jabang baby! Gak kira-kira mereka mentokin harga untuk kelas Platinum A Rp 2.000.000, untuk Platinum B Rp 1.500.000, dan yang termurah Gold Rp 1.000.000. Ada yang kelas perak atau tembaga enggak ya? Biar lebih murah… Dipikir, lebih baik beli CD atau VCD concertnya dia aja yang nggak mungkin sampe satu juta perak begitu….

Itulah events yang tertinggal dan yang harus ditinggalkan demi keamanan dan kenyamanan diri dan dompet…. Hehehehe…..Ahhhhh… dasar kere aja ya! Ada yang berminat mensponsori saya untuk nonton George Benson????
 
posted by Giel at 9:17 AM | Permalink | 4 comments
Monday, November 27, 2006
You save my life...

Siapa?
Dua orang yang sangat saya sayangi, hormati dan junjung tinggi sebagai panutan jika saya tua kelak. Mamih dan Bapak. Bersyukur sekali memiliki orang tua yang sangat perhatian dan mempunyai instinct kuat ketika anak bungsunya mengharapkan kehadiran mereka.

Kapan?
Sungguh mudah untuk saya angkap telp dan memohon mereka untuk datang segera ke rumah saya, namun mengingat jauh hari sebelumnya ketika saya telp mereka mengatakan bahwa jadwal mereka sangat padat di bulan November dan December karena orang tua saya yang dituakan oleh wilayah setempat selalu dijadikan wali ketika tetangga mengadakan acara pernikahan. Dari mulai lamaran, pengajian hingga munduh mantu, orang tua saya kerap terlibat dan dilibatkan untuk acara tersebut. Itu terjadi di Bulan October sampai November ketika musim pasangan bahagia bersanding. Nah, di bulan December, jadwal mereka sebetulnya sudah padat dengan pengajian untuk para calon haji…..


Bersyukur ketika hari jumat kemarin saya hubungi, mamih langsung berceloteh tentang mimpinya, bahwa saya datang ke rumah mereka tapi tidak mau masuk ke dalam rumah. Beliau langsung punya feeling bahwa saya membutuhkannya. Malam hari rencana mereka untuk telp, tapi rupanya ‘jiwa’ saya yang nggak sabar untuk komunikasi. Akhirnya mereka memutuskan untuk datang di hari minggu siang. Satu syarat yang saya ajukan, bahwa mereka harus pergi menggunakan bis saja (maklum, Bapak yang sudah berusia 72 tahun, masih merasa sanggup nyetir mobil).

Betul, mereka datang disaat yang tepat….

Kenapa?
Datang disaat:
Saya tidak memiliki waktu luang dikarenakan ritme pekerjaan yang tidak ada hentinya, sehingga dengan kedatangan mereka terutama pola makan saya menjadi lebih baik dan bergizi. Dan saat ini saya masih punya waktu sempit untuk nulis artikel ini. Karena, jika musim tender begini, waktu saya untuk mngurus rumah akan sangat tercecer. Itu yang membuat saya tidak merasa tenang ketika bekerja.


Atap rumah saya yang wajib diberikan perhatian extra, apalagi saat menjelang musim hujan begini. Fiber glas penutup tempat jemuran sudah terkoyak-koyak diterbangkan angin, karena sudah lapuk dan patah termakan usia. Sehingga pengerjaan renovasi itu harus diawasi seseorang, jadi mereka lah yang menjadi supervisornya. Free of charge pula!


Dan sekarang,
Saya yang mulai drop berat, terasa hidung mulai tersumbat, kepala pening, bersin-bersin yang tiada henti dan badan yang mulai pegal-pegal. Alamak, pertanda flu datang nih! Terbantu oleh seduhan jahe panas yang sengaja mamih buatkan untuk saya. Beliau siapkan air panas untuk mandi dan menawarkan untuk pijat kerok. Yippi!!! Apalagi coba???

So,
Saya sangat beruntung memiliki mereka dan yang saya yakini, mereka, para orang tua siapapun, akan melakukan untuk kebaikan semuanya… save my life, tidak hanya untuk sekarang, tapi untuk selamanya.... selama kita masih bernafas…


Saya hanya mengingatkan saja untuk pengunjung blogger, jangan lupa jaga kesehatan, minum vitamin guna mencegah penyakit flu yang rasanya sudah menjamur saat ini.

 
posted by Giel at 8:54 PM | Permalink | 0 comments
Tuesday, November 14, 2006
Kota melet
Baru ngeh rasanya ketika saya berkunjung kembali ke kota favorit saya untuk berlibur, Yogyakarta, bahwa banyaknya logo wajah yang sedang menjulurkan lidah (melet) di setiap bagunan yang saya lihat. Ternyata, logo yang merupakan pengaruh budaya hindu yang kental terbawa ketika dari jaman kerajaan Mataram, yang memiliki arti untuk menolak bala yang hendak masuk kedalam bangunan. Coba saja simak logo itu yang selalu berada tepat diatas setiap pintu masuk, at least di pintu masuk di lokasi yang saya singgahi saat itu. Dimana saja? Mari ikuti saya….

Berpedoman pada website yogyes.com , dimana banyak sekali memberikan informasi tentang kota yang banyak sekali memiliki istilah, dari mulai kota pelajar, kota gudeg, kota wisata, kota budaya sampai kota lesehan. Kemarin pagi saya sempat melihat di TV bahwa di Jogja akan di launch wisata balon udara pertama di Indonesia tahun depan, coba! Kenapa Jogja? Kenapa gak Jakarta???

Kembali, ke “paririmbon intelek” ternyata dari sekian puluh kali saya pergi ke sana, tempat ini yang belum saya datangi… weleh! Taman Sari, sering dengar nama tempatnya tapi kok yang nggak dijabanin datang gitu lho Jeng!. Setelah melihat foto dan membaca tulisan dan artikel di beberapa blog, akhirnya diputuskan saya harus pergi kesana… Dan ternyata saya nggak merasa rugi dengan mengeluarkan tiket masuk yang cukup murah hanya limaribu rupiha dan seribu untuk yang membawa kamera dan mendapat banyak pemandangan indah, pikiran yang langsung melayang membayangkan raja dan para selir yang bercengkrama disana dan hati yang sejuk melihat kolam dan pot-pot tanaman yang ditata asri. Seluruh bangunan yang dibuat pada tahun 1756 sampai 1765 berdiri di areal sekitar 7 hektar. Agak sedikit sulit membayangkan ketika sang pemandu menerangkan awal mula sejarah ‘istana’ ini dibuat yang berada dipinggir laut saat itu….

Dari mulai pintu gerbang kemudian masuk ke dalam komplek hingga sampai ke gerbang belakang (sebetulnya malah ini pintu utamanya dulu, hanya saja sekarang sudah tertutup oleh pemukiman masyarakat yang masih ada relasinya dengan abdi dalem raja saat itu), saya ditemani oleh pemandangan eksotik dan cantik. Ini hasil beberapa foto yang saya ‘klik’ saat itu…




Diluar komplek pemandian Taman sari terdapat pula areal mesjid yang letaknya dalam tanah melalui lorong, dimana dipercaya saat itu ini merupakan jalan rahasia ke pantai selatan. Sumur Gemuling, salah satu bagian eksotik dari bangunan ini, yang terdapat di bagian tengah dan dikelilingi oleh 5 jendela batu di lantai teratas yang melambangkan waktu shalat dan 8 jendela batu di lantai bawah yang mencerminkan arah mata angin.


Situs Pesangrahan (Water Castle) yang sudah hancur dan lebuh hancur lagi ketika terjadinya musibah gempa kemarin, membuat bangunan ini sudah tidak berwujud… hanya ketika dijelaskan maksudnya, akhirnya kita menjadi mengerti tempat apa ini dulunya. Rupanya tempat ini diperuntukan untuk para selirdan raja beristirahat, terlihat bangunan di lantai dua yang memiliki jendela besar sekali (namun setelah saya baca di beberapa artikel sejarah, ternyata fungsinya berubah ketika jaman penjajahan berlangsung). Diareal ini pun ada induk bangunan yang dijadikan raja bersemedi, dikelilingi oleh lima bangunan kecil di sekitarnya. Hanya sayang bangunan bersejarah itu sudah menyatu dengan bangunan rumah yang merapat persis di sebelahnya, sehingga aura sakral sudah teramat bias.


Kepergian saya ke Kraton Yogya hanya ingin berburu foto saja, selain dikarenakan jarak yang dekat dengan Taman Sari, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. Tapi tetap saja, memasuki wilayah ini ada aturannya, diantar oleh pemandu yang kakinya kuat karena tanpa menggunakan sepatu alias ‘nyeker’ masih bisa berjalan santai diatas pasir yang tersengat matahari, saya ngintil sang pria perkasa ini mengitari Kraton sambil mendengarkan sejarahnya yang hanya sedikit masuk ke otak saya.



Nah, di dalam kraton rupanya sedang ada pertunjukan wayang kulit, penontonnya sekitar 10 orang, da juga orang asing yang duduk manis menikmati. Rupanya ini agenda rutin pada hari sabtu, sedangkan hari minggu berupa pagelaran seni tari dari pukul 11 hingga pukul satu siang.


Penasaran dengan issue hancurnya candi Prambanan, akhirnya diputuskan juga untuk ‘menengok’ ke sana. Terbyata areal yang sekarang sudah dikelilingi oleh pagar besi sehingga pengunjung hanya bisa menikmati candi tersebut dari luar saja, selain faktor sedang dalam taraf perbaikan juga factor keselamatan bagi pengunjung merupakan pertimbangan utama kenapa hingga kini wilayah tersebut belum bisa dibuka seperti biasanya. Aduh, cepat-cepat diselesaikan ya proyeknya….


Ritual lainnya yang saya lakukan di kota ini pastinya makan gudeg di Yu Djum daerah Wijilan, makan pecel dan sate lemak di Bringharjo, belanja di Mirota dan pastinya menikmati pengamen jalanan malioboro di tengah malam.

Memang, menikmati kota Jogja memang tidak pernah ada habisnya!
 
posted by Giel at 1:22 PM | Permalink | 10 comments
Friday, November 10, 2006
Light A Milllion Candles
I’ve got email this morning from my lovely friend, Mbak Ria Basoeki, and I was touched. Hope all of my friends who read this news will support it.
Thank you.


Some brutal facts...
There are more than 100,000 child pornography sites on the Internet.
19% of online pornography images are of children three years-of-age or younger. Up to 20,000 children are being abused online everyday.
Online child pornography generated over US$20 billion in 2004, this is 7 times more than the entire online music industry.
Latest estimates indicate this figure will rise to over US$30 billion in the next 3 yrs.5 new children are abused online every week.
Light a candle and help end the sexual abuse of children online.
The innocent victims of Internet child abuse cannot speak for themselves.

But you can...

With your support, we can eradicate this evil trade.
We do not need your money. We need you to light a candle of support.
We're aiming to light at least one million Candles by December 31, 2006.
Governments, politicians, financial institutions, payment organizations, Internet service providers, technology companies and law enforcement agencies have the power to work together to eradicate the commercial viability of this abuse. We simply need to give them permission to act by demonstrating the strength of feeling around the world.
With one simple action, you have the power to get them to take action...

Please light your candle at
http://www.lightamillioncandles.com

Together, we can destroy the commercial viability of Internet child abuse sites that are destroying the lives of innocent children.

Kindly forward this news to your friends, relatives and work colleagues so that they too can light a candle.
Thank you for your support.
 
posted by Giel at 9:54 AM | Permalink | 0 comments
Hari Pahlawan
Padamu pahlawanku
Padamu pahlawanku
Kami terimakasih
Kami terimakasih
Kami terimakasih
Terimakasih padamu
Pahlawanku semua….


Lagu yang sering saya nyanyikan waktu SD, entah ciptaan siapa dan yang saya ingat lagu ini saya dapatkan dari adik sepupu yang akan mengikuti lomba nyanyi di Taman Ade Irma Suryani waktu itu…


Pukul 08.15 anjuran pemerintah untuk mengheningkan cipta selama 60 detik tida saya ikuti, bukannya saya tidak ingin, bukannya saya tidak menghormati jasa-jasa mereka tapi jujur, hari ini ada deadline tender document yang harus diserahkan sebelum pukul 11 siang nanti, sehingga tepat pada waktu itu saya sedang sibuk bungkus-bungkus dan mempersiapkan hal lainnya…

Tidak dapat dipungkiri, memang sekarang ini waktu yang sangat tepat untuk memberikan doa terbaik dan dukungan untuk mereka, yang diharapkan pengorbanan mereka yang begitu besar memompa semangat dan menambah jiwa patriotik untuk kita
ehm…
 
posted by Giel at 9:48 AM | Permalink | 1 comments