Monday, February 26, 2007
My apologize....
 
posted by Giel at 4:35 PM | Permalink | 6 comments
Saturday, February 24, 2007
Terimakasih Mih….


Hanya satu kalimat yang ingin saya sampaikan hari ini untuk seseorang yang sangat besar arti dan peranannya untuk saya.
Terimakasih Mih, atas perjuangannya melawan maut ketika kau mencoba untuk menghadirkan seorang bayi perempuan ke dunia saat itu, di tiga puluh delapan tahun lalu…
Kehadirannya sampai saat ini belum dapat memenuhi banyak sekali harapanmu.
Doa dari bisikan wangi bibirmu ketika kau bersimpuh yang saya yakini tak akan pernah putus, menjadi hadiah terindah dan teristimewa untuk saya.
Asa dan doamu adalah nafas hidup saya sampai saat ini….
Ingin rasanya membuatmu lebih berbahagia dengan mewujudkan apa yang ada dianganmu suatu saat nanti….

Note: terimakasih juga untuk keluarga tercintaku dan sahabat terbaik yang telah memberikan support dan doanya untuk saya.
Saya menyayangi kalian……
 
posted by Giel at 3:24 PM | Permalink | 4 comments
Saturday, February 17, 2007
Parno!
Dari hari-hari kemarin pasca banjir di rumah, ada satu tambahan penyakit buat saya.. parno dengan hujan. Tanda-tanda hujanpun seperti ada geledek, gemuruh, angin kencang atau awan hitam di awan, hati sudah gak karuan rasanya… hujan gede lagi gak ya??? Atau bogor lagi hujan gak ya?

Semenjak orang tua habis masa menemani (sebenernya sih bantu-bantu..) di rumah dan kembali ke Bandung, semakin saya gak percaya diri diam di rumah. Ini dua kali terjadi, ketika malam itu saya terbangun dan diluar hujan sedang deras-derasnya, saya gak bisa melanjutkan tidur di kamar. Duduk di sofa depan sambil sesekali melihat arah jalan takut air datang menggenang itu datang lagi… mata merem melek, hati gak tenang jadi penyebab keesokan harinya saya pusing tujuh keliling dan mata gak mau diajak melotot di kantor… sebel deh! Apalagi dengan isu yang berkembang bahwa hujan akan terus datang hingga tanggal 22 mendatang.. aih, lama kali!

Orang tua saya pun rupanya ikut ‘melihat’ kecemasan saya, setiap hujan di Bandung, dia pasti telpon, di Bekasi ujan gak Gil? Padahal tau sendiri gimana jarak diantara kedua kota itu hahahaha… but Thanks Mam!

Puncaknya hari ini, udara yang sangat cerah dan terang membuat saya semakin kalut… wah, ini pasti tipuan cuaca nih.. gimana tidak? Malam “ceng beng’ selalu identik dengan hujan deras.. sederas-derasnya seperti yang di harapkan dan dipercaya oleh warga Tonghoa yang menandakan hujan itu membawa berkah dan anugrah tersendiri untuk di tahun ini… alamak… ini opposite dengan doa saya sekarang ini…. Hujan boleh saja.. tapi jangan terlalu besar dan jangan sampai membuat banjir lagi….

Aniway, dimalam ini, saya ingin ucapkan Selamat Tahun Baru Imlek untuk yang merayakannya.. Gong Xi Fat Chai!

…. Saling doakan yang terbaik saja ya….
 
posted by Giel at 6:53 PM | Permalink | 6 comments
Tuesday, February 13, 2007
Happy Valentine Day

Wish your valentine days blooms up with joy
And you have many sweet reasons to smile…
 
posted by Giel at 8:39 PM | Permalink | 3 comments
Thursday, February 08, 2007
Kemana aja gil?
Pertanyaan itu banyak di lontarkan teman-teman selama beberapa minggu belakangan ini, gak heran memang saya lagi banyak mendapatkan ujian yang harus saya nikmati dan syukuri juga…. Kenapa seeehhhh????

Menikmati liburan Tahun Baru Islam
Pastinya segera saya larikan badan dan jiwa ini kemana lagi kalau bukan ke Bandung… berkumpul dengan orang tua dan bercanda dengan keponakan yang badung dan gak mau diatur tetap saja membuat saya terhibur. Sekalian drop cpu computer yang diperbaiki oleh teman di Jakarta, itu yang membuat keponakan saya lebih bahagia.. bukan apa-apa sih, ngetik mereka belum lancer banget, tapi games sambil denger CD yang mereka kangenin selama komputernya rusak… sialan!

Ke Bandung, rasanya gak ke Bandung jika tidak melewati makanan atau jajanan di pinngir jalan yang hmmm bikin ngiler (seperti sekarang ini). Nasi Bakar yang saya nikmati kali ini berada di Jl. Cimandiri (belakang Gedung Sate). Satu porsi harganya 8000 rupiah lengkap dengan potongan ayam, tahu, tempe, ikan asin dan sambal lalapan. Salut buat mereka, yang hanya jualan dengan satu gerobak dan pembakaran berukuran kecil, namun mampu menghasilkan 300 porsi perhari di hari biasa, sedangkan di hari libur bisa dua atau tiga kali lipat. Setelah kenyang makan nasi bisa langsung menyantap sop buah yang counternya tepat bersebelahan. Merogoh kocek 5000 sangat worthed dengan cita rasanya. Mampu membuat kita tersenyum lebar sambil ngusap-ngusap perut yang semakin membuncit kekenyangan hehehehehe

Menikmati kembali RSPP
Hari Senin tanggal 29 January saya sudah merasakan gejala sakit, badan drop, lemah letih, lesu (pokoke yang begitu gitu itu lah…) seperti masuk angin ‘duduk’ sampai membuat saya merasakan sakit seperti kecetit di ulu hati jika mau batuk, ambil nafas panjang atau bersin, tersiksa sekali. Di hari itu saya tetap masuk kantor, tapi semakin berasa sakitnya. Hari selasa saya coba kompres bagian yang sakit, karena saya masih trauma dengan sakit leher di tahun lalu, sore harinya saya mendatangi klinik dekat rumah. Seorang dokter yang sudah cukup tua, mencek dan langsung menyatakan bahwa saya pasti kena typhus! Weleh! Hari gini jangan ajakin becanda dong!

Saya dipaksa untuk mencek darah, walaupun saya bersikeukeuh bahwa saya sakit di bagian belikat, tapi masa sih pinteran saya ketimbang dokter sepuh… ya sudahlah, dengan terpaksa saya naik ke lantai dua untuk di ambil darah. Gak terhitung lima menit setelah saya ambil darah, saya terkulai lemah sekali dan nyaris pingsan, bukannya apa-apa ternyata memang seharian saya belum makan…. Fiuh! Betul saja, ternyata memang saya positif typhus. Dokter menyarankan saya untuk segera di rawat. Mempertimbangkan saya sakit belikat juga supaya tidak ada re-cek, saya memutuskan untuk ke RS Pertamina saja, soalnya track record sakit saya yang dulu ada di sana. Malam itu saya meluncur ke RSPP. Setelah cek ulang dengan dr Adji Suprajitno AR, SpPD, akhirnya jam 9 malam saya sudah merebahkan diri di ranjang RS di kamar 747.

Menginap di RS hingga senin dengan bonus infus dan suntikan tiga kali sehari, lumayan membuat saya ‘teler’, kerjanya hanya makan, tidur, baca Koran, liat TV saja. Kangen banget juga sih dengan internet hehehehe Alhamdullilah, sekarang kondisinya semakin baik dan baik. Oh ya, selama saya di RSPP memang saya tidak memberitahukan pihak keluarga dan teman-teman, saya gak mau merepotkan, seandainya taupun saya kira doa itu yang lebih penting…. Gitu kan? Tapi, seorang Bartley sangat kecewa dengan keputusan saya, dia yang tinggal di sekitaran LA sehingga tidak mungkin untuk datang menjenguk, sempat ‘menyerukan’ di shoutbox agar teman-teman saya yang berada di Jakarta segera menjenguk saya… hehehehehe….. thanks anyway my chubby cheeks and keep me always in your praying! HMILY…

Menikmati Banjir Massal Jakarta
Tiga hari mendapatkan hak untuk istirahat di rumah saya gunakan hanya dua hari saja, semakin lama istirahat semkain membuat saya lebih malas untuk melakukan aktifitas. Akhirnya, hari kamis hari pertama saya kerja kembali, seneng banget bisa ketemu teman-teman lagi dan yang pasti bisa mencek email dan jalan-jalan di dunia maya. Tapi rasaynya gak gitu deh, hari pertama langsung berkutat dengan segala hal yang tertunda. Kamis sore saya pulang ontime, inginnya istirahat segera di rumah. Hujan deras mengguyur wilayah rumah saat itu. Saya mengahadpi seperti hujan-hujan yang lalu, tanpa rasa was-was, wong sudah sekitar 6 tahun tinggal disana belum pernah air masuk ke dalam rumah. Saya sudah tertidur di jam setengah sembilan malam…. Zzzzz

Pukul sebelas malam dikejutkan oleh suara kentongan di tiang listrik pas depan rumah oleh satpam, saya terbangun dan ngintip ke luar jendela… ohlala, air sudah naik sampai ke teras, namun lagi-lagi pikir saya air itu pasti akan surut dengan cepat. Saya tunggu sambil liat tv di ruang tengah dengan kaki berselonjor di bangku sofa. Ketika mau ambil air minum dan kaki menginjak lantai… kecepyak! Air sudah menggenangi seluruh lantai rumah…. Makin lama makin tinggi hingga akhirnya setengah betis. Saya kontak kakak dengan paniknya untuk mint aide, saya lari kelantai atas atau saya keluar rumah. Ketika itu waktu sudah menunjukan pukul 12 lewat. Kakak menyarankan saya untuk keluar rumah tapi dengan syarat harus ada teman. Air meninggi hingga sebatas dengkul, saking paniknya saya hanya mengambil tas kerja yang tergeletak di tempat meja rias, masih menggunakan piyama beralaskan sandal jepit saya keluar rumah sambil memanggil satpam. Ditemani satpam berjalan kaki untuk mencari taksi dengan menerjang luapan air hingga dada.. terasa berat untuk berjalan dan bernafas…. Alhamdulillah, taksi ditemukan dan meninggalkan komplek perumahan menuju Kayu Putih. Selamatlah sudah…..

Hari sabtu siang saya kembali melihat rumah, antara perasaan sedih melihat barang yang basah dan sisa lumpur tipis yang menyelimuti permukaan lantai dan perasaan bersyukur air dalam rumah sudah habis, sedangkan di sekitar lingkungan rumah masih banyak rumah yang masih digenangi air. Acara beres-beres rumah dilakukan nyaris sehari semalam dengan mengandalkan tenaga yang tersisa. Namun saying, kenyamanan itu hanya berlangsung semalam saja, di hari minggu pagi air menerjang lagi ke dalam rumah hingga semata kaki….. Ya Tuhan!

Sekarang, kondisi berangsur-angsur normal seperti sedia kala, walaupun listrik masih hidup mati hidup mati.. atua kalaupun hidup voltasenya sangat rendah… Cobaan ini harus saya syukuri…. Saya bisa lebih merasakan bagaimana susahnya hidup dalam keadaan yang sedang menghadapi musibah banjir…
 
posted by Giel at 11:54 AM | Permalink | 9 comments