Tuesday, May 06, 2008
Cinta negriku…
Banggakah menjadi anak negri?
Hmmm susah-susah gampang buat saya untuk menjawabnya… terkadang bangga, terkadang miris, terkadang sebel.. hehehehe semua tergantung dari keadaan ketika pertanyaan itu dilontarkan… gitu ndak?

Namun, ada beberapa cara untuk menumbuhkan cinta akan negri… banyak sebenarnya, misalnya dengan cara mensyukuri nikmat Ilahi yang telah memberikan alam yang begitu cantik, yang walaupun kita lengah bagaimana upaya untuk menjaga dan memelihara anugrah tersebut.. sayang ya… disini saya tidak akan berbicara secara global tentang itu… saya hanya ingin berbagi ketika saya cinta alam negri sendiri…. *kenapa sih ketika? Laaaahhh ya itu tadi soale jawabannya tergantung mood heheheh*

Bermula dari semangat yang ditularkan sahabat terkasih saya, dan sahabat terkasih saya yang lain, yang memang sudah senior sebagai seorang landscaper. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk mencoba dengan langsung membeli lensa kit yang murah meriah dan sangat standard untuk foto alam, tapi saya berfikir saat itu saya tidak akan rugi apabila memang hati saya tidak ada disitu… *halahhh ngeles…. Bilang aja gil ndak ada budget lebih… hihihihih*

Membeli tripod dan dua buah filter wajib, HOYA CPL dan Cokin GND8, akhirnya saya berkelana dan belajar dari nol bagaimana mengabadikan keindahan ciptaan Sang Kuasa…. susaaaaahhhhnya…. argghhhh habis hunting, saya pastikan untuk asistensi dengan kedua sahabat saya.. walhasil… ada yang dimaki-maki, dicela, dikritik, ada juga yang dipuji… hehehe semua saya telan dan cambuk untuk membuat karya yang lebih baik… saya ingin kedua sahabat saya jatuh cinta dengan hasil karya saya yang pemula…

Pertama kali hunting untuk foto alam, saya mendatangi Curug Cilember di sekitaran puncak, dengan pikiran jika saya nggak mood untuk motret alam, disana saya bisa motret makro… kupu-kupu atau apalah….. pagi hari hingga siang hari saya coba untuk mencari spot yang bagus, sayang ketika itu banyak sekali pengunjung yang datang, sehingga air terjun berwarna tidak jernih. Mencoba di beberapa spot dengan hasil yang membuat air mata saya berderai-derai tak karuan… jeleeeeekkk semua.. hiks…

Ketika waktu pulang ke Jakarta, langit terlihat cerah, kami putuskan untuk singgah di Pantai Ancol untuk mengejar sunset… waaaahhh komplitlah sudah bahagianya si agil…. Yippiiiiiii dan tararararaaaaaaaaammmmm adakadabra… ini hasilnya dari sana…

Hari liburpun tidak saya sia-siakan, rupanya darah ingin belajar dan belajar foto alam sangat kuat.. *soale masih jelek dan sangat layak untuk ditertawakan hikkksss*. Walhasil, saya pergi ke Curug Cigamea di Bogor, waktu saya kunjungi curug itu beberapa bulan lalu, air danaunya berwarna biru tosca… sangat cantikkkkkk.. saya dalam hati berharap untuk mendapatkan moment yang sama, namunnnnnn dan namuunnnn hikkssssss di areal parkir sudah nampak puluhan motor.. waaaahhh alamat krodit deh.. dan ternyata benar saja… banyak sekali orang disana.. hiks… apa mau dikata, saya gak mungkin untuk mengusir mereka.. hihihihi… teuteeuuuppp nasib saya ada di sungainya… hanya mampu motret riak air dengan kecepatan rendah… hehehehe


Di minggu berikutnya teuteup di hunting alam, kami putuskan untuk mengejar sunrise di Pantai Anyer atau Carita.. kami pergi di pagi buta.. mengejar mentari pagi hehehee tapi sayang, di sekitaran pantai itu matahari justru timbul di belakang bukit daratan… wah wahhh berarti hanya sunset yang dapat kami ambil... selama itu kami berpindah spot, hanya saja, disana biaya parkir mobil relative mahal buat saya, hanya parkir mobil saja dikenakan biaya 50.000 rupiah… kalau bis atau kendaraan besar saya tidak berkeberatan, lagian mau lama atau sebentar tetap saja dikenakan biaya parkir sebesar itu… fiuuuhhhhh…. Gimana pariwisata mau maju ya… kalau belum apa-apa sudah dikenakan tarif sebegitu mahalnya…..

Sayang awan dan langit sedang tidak bersahabat, hanya beberapa foto yang sempat saya ambil di sepanjang Pantai Anyer – Carita…
Setelah selama 12 jam menunggu sang mentari pergi, ini saatnya untuk menyiapkan tripod, matahari terlihat masih sangar teriknya… namun lambat laun warna keemasan timbul… jingga dan violet… cantik…. Sayangnya lagi… matahari bersembunyi di balik awan ketika pergi ke peraduannya…. hmmm rahasia alam…. Ya, mana mungkin kita memaksakan matahari untuk tenggelam di ujung horizon laut….


Saya hanya bersyukur telah sempat menikmati keagungan Ilahi saat itu…
dan saya cinta negriku…..

 
posted by Giel at 7:40 PM | Permalink |


1 Comments:


  • At 9:36 AM, May 13, 2008, Blogger Pangarso D. Nugroho

    waduh ... lama nggak mampir Mbak Agil makin hebat euy ... motretnya.
    wah kapans pengen ikutan dong mbak hunting bareng ... sy sekarang udah balik ke betawi

    salam jepret