
oleh yang ingin selalu belajar dan belajar dari siapapun, dimanapun, kapanpun, dan apapun....
plz see my portfolio photo in http://agil69.multiply.comwww.flickr.com
|
Bongkar file yang udah uzur, letek, bau apek dan harus memilah, menyeleksi sekitar 500 CV tenaga ahli lokal yang kami himpun dari jaman “Firaun ABG” untuk kemudian kami jalin kontak kembali untuk meminta updated CV mereka. Kebayang enggak sih, apa mereka masih berdomisili yang sama dengan yang tertera di surat lamaran mereka di tahun 1995? Itu tantangan, kata bapak saya, iya sihhh tapi sialnya banyak lamaran yang datang waktu itu masih pakai surat atau pos.
Jujur, pekerjaan itu membutuhkan energi ‘penghilang rasa bosan’ lebih dari kerjaan lainnya. Antara membaca beratus CV dengan mengandalkan kekuatan ingatan singkatan dari sekitar 133 kode hingga membuat summary dan comments dari setiap CV nya. Tobat deh! Diantara kami harus bisa saling mengerti dan mensupport ketika bosan itu datang… kami lari ke internet…. Bisa chatting sebentar (pssstttt jangan bilang-bilang ya…) atau cek email, detik.com atau posting seperti sekarang…
Ingin kau tau, sengaja kubiarkan tukang menebang dan membuang bunga ‘harapan’mu dulu
Proses ini, seperti yang saya tulis di tulisan terdahulu, sudah memakan waktu lebih dari satu bulan, dimana saya hanya memiliki waktu istirahat yang relatif sempit (harap maklum juga, jarak waktu rumah kantor pulang pergi juga ditempuh kurang lebih 3 jam sehari, menjadi bonus plus rasa lelahnya). Hari sabtu minggu saya habiskan mengurus kertas-kertas yang bertebaran di atas meja kantor. Apalagi jika hari kerja, antara hp dan telp sambung menyambung gak pernah berhenti. Komunikasi yang terjalin antara asosiasi dan internal di kantor kami lakukan juga dengan email, gak heran kuota email saya dari bulan October ke bulan December meningkat tajam dan menyisakan sekitar 52 % saja dari yang awalnya saya selalu maintenance kuota email sekitar 20 – 30%. Rencananya memang, email-email tersebut akan saya delete. Terasa juga dampak yang timbul dari ‘ngambek’nya internet selama dua hari minggu lalu, membuat saya panik dan betul-betul merasakan sangat tidak enak jika puasa internet. Hm… moga gak terjadi lagi deh….
Satu lagi yang membuat saya lebih bersyukur di awal tahun ini, ketika kembali ke Jakarta, diberitahu bahwa perangkat kompi saya dan beberapa rekan saya diganti dengan yang lebih baik lagi dari segi kapasitas dan perwujudannya. Hm… akhirnya, didengar juga keluh kesahnya, diperhatikan juga semua permasalahan yang muncul sehingga sekarang diberikan fasilitas yang lebih dapat menunjang kinerja kerja.